Archive for November, 2009


Ndhèrèk Dèwi Maria

Ikut Ibu Maria, begitulah kira-kira terjemahan bebasnya. Di lingkungan umat Katolik di Jawa lagu Ndhèrèk Dèwi Maria tentu sangat populer. Beberapa dari kita sangat menyukai lagu ini karena memang syair lagu ini sangat menyentuh. Coba simak syair lagu tersebut berikut ini:

Continue reading

Pentingnya Rosario Keluarga

Artikel ini diambil dari booklet “Our Glorious Faith and How To Lose It”, penulis: P.Hugh Thwaites,SJ. Booklet itu terdiri atas beragam cerita berbeda mengenai bagaimana kita bisa kehilangan keyakinan kita, tetapi artikel di bawah ini hanya akan membahas hal tersebut dikaitkan dengan Rosario Suci. Berikut adalah pesan-pesan P.Thwaites.

Tanpa menunda-nunda lagi, sekarang saya mau berbicara mengenai tema saya. Tampak bagi saya bahwa penyebab utama dari hilangnya keyakinan kita adalah menurunnya praktek Rosario keluarga.

Di Austria, setelah Perang Dunia II, terjadi keruntuhan total. Selama satu tahun, kelihatannya, tidak ada satu orang pun yang masuk seminari. Lalu Uskup menyelenggarakan musyawarah gereja, untuk mencari tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa perang telah begitu mengacaukan kehidupan keluarga-keluarga yang selama bertahun-tahun mempraktekkan Doa Rosario di rumah-rumah mereka. Praktek Doa Rosario ini berhenti dan tidak pernah dimulai kembali. Saya juga pernah mengalaminya; ketika sudah tidak berdoa Rosario lagi, keyakinan saya lama kelamaan runtuh.

Saya ingat sesorang yang pernah bercerita kepada saya mengenai salah seorang temannya (seorang Katolik yang kuat – teladan umat Gereja), yang semua anaknya “hilang”, satu demi satu. Anak-anaknya menjauhi sakramen-sakramen dan misa-misa. Saya berkata kepada teman saya,”Berani taruhan kalau temanmu itu sedari kecil sudah terbiasa untuk berdoa Rosario keluarga, tetapi anak-anaknya tidak.” Di hari lain saya bertemu dengan teman saya lagi, teman saya bilang kalau saya benar. Temannya teman saya memang sejak kecil terbiasa untuk berdoa Rosario keluarga di rumah, dan ketika dia menikah dan memulai kehidupan keluargnya sendiri, pertama-tama mereka suka memanjatkan Doa Rosario. Tetapi kemudian, di suatu sore, ketika mereka baru mau memulai Doa Rosario, salah satu anak mereka menyalakan televisi, dan semua kejadian sekarang berawal dari situ… Kebiasaan berdoa Rosario keluarga menurun, dan akhirnya mereka menyerah untuk tidak melakukan praktek keyakinan itu lagi.

Dari pengalaman itu terlihat bahwa satu tindakan yang tidak ditegur kelihatannya akan mempengaruhi kelanggengan beberapa orang. Tuhan mengirimkan BundaNya dari Fatima untuk mengatakan kepada kita bahwa kita harus berdoa Rosario setiap hari. Tidak ada doa lain yang Bunda minta untuk kita doakan.

Oleh karena itu, kita seharusnya melakukan apa yang Bunda minta.

Suatu kali saya bertemu dengan seorang awam yang tidak berdoa Rosario, tapi dia membaca Kitab Suci setiap hari. Itu bagus, sesuai dengan apa yang diminta oleh Pastor, tetapi bukan itu yang diminta oleh Bunda kita. Bunda meminta Rosario. Jika seorang Ibu mengirimkan anaknya untuk membeli sebotol susu, dan anaknya malah kembali dengan es krim, apakah Ibunya akan senang? Es krim memang lebih enak daripada susu, tapi bukan itu yang Ibunya minta.

Di Nazareth, apakah kamu pikir Bunda kita meminta sesuatu sampai dua kali? Jika kita ingin seperti Yesus, kita harus melakukan apa yang diminta oleh BundaNya. Jika kita tidak melakukannya, apakah kita dapat mengharapkan segala sesuatunya berjalan dengan baik? Kita tak dapat melanggar Bunda Tuhan, tanpa noda dosa. Bunda tahu lebih baik daripada kita mengenai bahaya-bahaya dari peperangan spritual ini. Dia dapat melihat dengan lebih jelas daripada kita mengenai bahaya-bahaya di sekitar kita. Bunda memperingatkan kita: Kamu harus berdoa Rosario setiap hari.

Jika seorang mekanik mengingatkanmu bahwa mobilmu butuh perbaikan atau apa pun yang akan rusak, pasti kamu akan memperhatikan peringatan itu? Jika petunjuk bahan bakar memperingatkan kamu bahwa kamu membutuhkan bahan bakar lebih, apakah kamu tidak melakukan sesuatu terhadap hal itu? Dan jika Bunda kita datang dari Fatima dan berkata kepada kita (tidak hanya sekali tapi enam kali) bahwa kita harus berdoa Rosario setiap hari, apakah kita akan mengabaikan peringatan itu? Kalau seperti itu, berarti kitalah yang sepatutnya disalahkan apabila kita mendapati anak-anak kita kehilangan keyakinannya.

Saya tahu bahwa Fatima hanyalah sebuah pengungkapan rahasia pribadi, tapi walaupun demikian Gereja telah mensahkan hal itu, dan hal itu malah membuat kita untuk segera mengabaikannya. Jika Gereja memberitahukan kita bahwa Bunda kita benar-benar datang ke Fatima dan mengatakan kepada kita segala hal di atas, berarti kita harus mendengarkan kata-kataNya. Tampak nyata bahwa orang-orang Katolik yang tidak menganggap Fatima sebagai suatu hal yang serius dan tidak berdoa Rosario tiap hari di rumah mereka, menjadi sangat mirip dengan orang-orang Yahudi yang mentertawakan Yeremia. Jika Tuhan mengirimkan kita para RasulNya dan kita tidak mengangap mereka secara serius, maka kita punya seluruh Perjanjian Lama yang dapat mengatakan kepada kita mengenai apa yang akan terjadi sebagai akibatnya. Tetapi di Fatima, Tuhan mengirimkan kita, bukan para RasulNya, tetapi BundaNya yang Tanpa Noda.

Jadi, saya pikir meninggalkan kebiasaan Rosario keluarga adalah sebab utama mengapa begitu banyak orang Katolik yang kehilangan keyakinannya. Tampak bagi saya bahwa Gereja yang akan datang hanya akan terdiri semata-mata dari keluarga-keluarga yang setia berdoa Rosario. Selebihnya, berasal dari keluarga-keluarga yang dulunya Katolik.

Selama saya bekerja mengunjungi rumah-rumah, saya sudah melihat akhir yang seperti ini. Rumah dapat ditransformasikan kembali dengan mulai mengumandangkan Doa Rosario tiap hari. Saya ingat seorang wanita bercerita kepada saya bahwa dia tidak dapat cukup berterimakasih pada saya yang mengomelinya untuk memulai berdoa Rosario; Doa Rosario telah menyatukan keluarganya kembali seperti tidak pernah terjadi sebelumnya.

Saya juga ingat akan sebuah keluarga yang pernah saya hubungi. Ada suatu suasana aneh di sana; anak-anaknya tidak bersuara dan istrinya kelihatan menarik diri, sedangkan suaminya sedang mau memulai Doa Rosario keluarga. Ketika saya hubungi mereka kembali 2 bulan kemudian, atmosfirnya sudah berbeda. Anak-anaknya banyak cakap, istrinya ramah, dan suaminya, sesudahnya, berjalan-jalan dengan saya di luar, mengatakan betapa luar biasanya rumah mereka karena sudah lebih banyak kegembiraan di dalamnya.

Satu alasan, saya pikir, mengapa Doa Rosario tiap hari dapat membuat rumah bahagia, adalah ini. Dari beberapa orang yang rajin,dan dari beberapa perkataan santo/santa, kelihatannya kuasa jahat takut terhadap Rosario. Rosario membuat rambut mereka habis, juga bisu. Air Suci memang dapat mengusir mereka, tapi mereka akan kembali. Doa Rosario tiap hari dapat mengusir mereka pergi dan menahan mereka di luar. Hal itu dapat diibaratkan seperti hidup di rumah tua dengan banyak tikus dimana-mana. Satu-satunya jalan untuk mengusir tikus itu adalah dengan kucing-kucing. Jika kamu punya sepasang kucing, setelah satu atau dua minggu tidak akan ada lagi tikus-tikus. Tikus-tikus takut pada aroma kucing-kucing yang sangat menyengat. Dan di dalam sebuah rumah yang setiap harinya dikumandangkan Doa Rosario, setelah suatu waktu, kuasa jahat sadar bahwa mereka tidak berdaya di hadapan Bunda kita, dan pergi ke tempat lain.

Pasti inilah alasannya mengapa, seperti yang mereka katakan,”Keluarga yang berdoa bersama, tetap bersatu.” Di rumah seperti itu, yang sungguh-sungguh bebas dari roh-roh jahat, ada suatu atmosfir yang tidak dapat ditemukan di luar. Di dalam sebuah kota yang dikerumuni setan seperti London, tempat saya tinggal, rumah seperti itu bagaikan sebuah oase dari nikmat Tuhan, dan orang-orang akan mendapatkan sebuah kenyamanan dan kedamaian di sana yang dapat mereka nikmati sepuasnya/ kita manusia tidak dimaksudkan untuk hidup di perusahaan iblis, tapi untuk hidup dengan Tuhan dan para malaikat serta para santo/santaNya di Surga.

Jadi, seperti yang saya lihat, dalam upaya ini, kita jaga keyakinan kita dan kita sebarluaskan praktek Doa Rosario yang tidak bisa dihapuskan sama sekali. Apa pun yang mungkin dilakukan seseorang, walaupun mereka pergi menghadiri Misa setiap hari, mereka tetap harus mendoakan Rosario di rumah mereka setiap hari. Itu adalah obat yang Bunda bilang kita untuk ambil, untuk menjaga kekuatan dan baiknya keyakinan kita.

Sumber: http://olrl.org/misc/fmrosary.shtml
Penterjemah: Ursula Brigitta Tiwow
Sumber Tulisan: Majalah Ave Maria – Edisi September Oktober (AM-56)

Seperti para penglihat, kita harus tetap tebuka bagi roh Tuhan untuk berkarya dalam diri kita. Sekali kita membiarkan diri kita tetap terbuka kepada rencana Tuhan, kita dapat mulai memastikan apa rencana itu.

Kita semua pernah berada di sana… berjalan di sepanjang jalur kehidupan saat tiba-tiba dan seringkali pada saat-saat yang kurang nyaman, kita sampai pada sebuah cabang di jalanan.

Sepertinya makin jauh kita memikirkan satu pilihan, kelihatannya semua pilihan semakin baik. Di saat-saat itu kita dapat bertindak dengan cara yang berlainan. Kita dapat menutup mata kita dan melompat di satu arah atau arah lainnya tanpa sebenarnya menentukan apa yang kita lakukan. Kita dapat bermai permainan kanak-kanak, ganjil dan genap, permainan “satu kentan, dua kentang” dan membiarkan itu menentukan jalur bagi kita. Kita dapat menduga apa yang keluarga, teman-teman, atau masyarakat akan lakukan, atau bahkan meminta anjuran mereka. Yang lain akan mencari bantuan dari astrologi, kartu ramalan, peramal nasib, atau seorang “sahabat psikis”.

Akhirnya, kami dapat menentukan pilihan mana yang membuat kita merasa atau kelihatannya lebih baik, memberi kita lebih banyak uang dan popularitas, atau membantu kita mencapai kekuasaan dan pengaruh. Masalahnya dengan strategi tersebut adalah, mereka mengabaikan nasihat dan bantuan terbaik yang tersedia, yaitu yang berasal dari Tuhan. Saya telah menemukan bahwa pesan-pesan dan peristiwa-peristiwa Garabandal memberikan saya “peta perjalanan” yang sangat baik untuk membuat keputusan yang sulit. Kapan saja kamu dihadapkan dengan sebuah keputusan sulit, tanyakan diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan ini dan pikirkan mengenai “Jawaban Garabandal”.

Apakah saya menempatkan keinginan Tuhan lebih dahulu daripada keinginan saya?
Seringkali masyarakat kita mengajarkan bahwa “apa saja yang saya inginkan, harus saya kejar”, tapi apakah itu selalu menjadi jalan Tuhan? Yesus dan BundaNya yang terberkati telah berulang kali mengatakan pada kita di Garabandal dan di tempat lain, bahwa kita tidak hanya harus memiliki iman bahwa Tuhan akan menolong kita, tapi bahwa kita harus mematuhi jalan Tuhan saat itu ditunjukkan pada kita. Para penglihat tidak selalu mengerti apa yang diberitahukan kepada mereka, atau mereka tidak perlu setuju. Tetapi saat itu menjadi nampak bagi mereka bahwa itu merupakan kehendak Tuhan bagi mereka dan mereka melakukannya, karena mengikuti kehendak Tuhan itu sendiri merupakan sebuah tindakan iman.

Conchita seringkali berkata,”Apa saja mungkin bagi Tuhan”, maka saat seseorang merasakan dorongan dari Tuhan untuk sebuah jalan yang ditunjukkan, dia tidak perlu khawatir akan kemungkinan keberhasilan, karena faktanya jika seseoang bertindak menurut kehendak Tuhan, itu akan memastikan keberhasilan. Dengan keberhasilan, tentu saja, itu tak berarti keberhasilan menurut istilah kita, tetapi menurut rencana Tuhan.

Banyak orang akan mengatakan bahwa seseorang tidak dapat membaca kehendak Tuhan seperti dalam surat kabar. Mungkin mereka benar untuk tingkatan tertentu, tetapi di titik awal ini dalam proses pembuatan keputusan, kita seharusnya memastikan bahwa pilihan kita tidak hanya didasarkan pada tingkah laku atau keinginan pribadi kita dan mengabaikan yang lainnya. Seperti para penglihat merenungkan apa yang menjadi rencana Tuhan untuk masa depan mereka, kita harus tetap terbuka bagi Roh Tuhan yang berkarya di dalam diri kita.

Apakah pilihan ini membantu saya untuk lebih mengasihi Tuhan dan orang lain?
Sekali kita membiarkan diri kita sendiri tetap terbuka bagi rencana Tuhan, kita dapat mulai memastikan apakah rencana itu. Kedua perintah dari Perjanjian Baru adalah tempat yang baik untuk memulai. Pertama, pilihan yang mana akan membantu kita menunjukkan kasih kepada Tuhan dengan lebih efektif? Beberapa kriteria harus kita pilih di antara memfokuskan diri kita untuk membeli sebuah rumah dan pergi di sebuah peziarahan keagamaan ke Fatima, Lourdes, dan Garabandal. Meskipun kita telah bergulat untuk jangka waktu lama untuk mencari sebuah rumah yang bagus dengan harga yang baik, adalah jelas bagi kita pilihan mana yang akan membantu kita untuk lebih mengasihi Tuhan. Conchita menjelaskan bahwa kedua cintanya yang terbesar adalah kasih kepada Tuhan dan kepada Perawan Terberkati. Dia juga membuat itu jelas bahwa dia ingin mengurbankan apa saja demi kedua kasih yang besar ini.

Setelah meningkatkan kasih kita kepada Tuhan, hal kedua yang harus kita fokuskan adalah meningkatkan kasih kita kepada orang lain. Para penglihat selalu menunjukkan perhatian dan cinta di antara mereka sendiri dan kepada orang-orang di sekitar mereka. Contohnya saat sang Perawan tampak lebih sering kepada Conchita daripada yang lainnya, Conchita meminta kepada Bunda Kita untuk tampak lebih sering kepada Mari Cruz. Pilihan mana yang akan lebih membantu orang lain atau setidaknya akan membantu kita untuk lebih menolong orang lain? Sekali lagi pilihan rumah atau peziarahan kita akan lebih jelas…dengan pergi di sebuah peziarahan kita akan mengalami Tuhan dengan lebih dekat dan dibentuk menjadi lebih peka untuk membantu orang lain, tetapi kemampuan kita untuk membantu mereka yang kurang beruntung kelihatannya tidak tergantung pada keberhasilan kita membeli sebuah rumah, terlebih lagi jenis rumah apa yang kita beli.

Bagaimana pilihan ini dihubungkan dengan menolong saya memenuhi tugas / peran yang Kristus inginkan bagi saya?
Salah satu cara kitadapat memastikan kehendak Tuhan adalah dengan berpikir bagaimana sebuah pilihan akan membantu kita mengikuti contoh Kristus. Buku-buku Meniru Kristus dan Meniru Maria adalah sangat populer karena orang ingin lebih mengerti dan menghargai bagaimana mereka dapat “melihat” Kristus dan BundaNya yang Terberkati dalam sikap dan tindakan. Telah dikatakan bahwa “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.”(Mat.20:28). Di Garabandal, Bunda Kita menunjukkan semangat pelayanan ini dalam semuanya dari mengajari para gadis untuk memperhatika keperluan mereka sendiri sampai menjawab pertanyaan-pertanyaan perngunjung melalui para penglihat. Singkatnya, Garabandal adalah mengenai peruntuhan halangan-halangan, dan Bunda Kita seringkali lakukan itu di sebuah desa dimana pelayanan timbal-balik sudah menjadi adat.

Pilihan yang mana yang akan membantu saya memberikan contoh yang baik kepada orang lain?
Suatu kali, saya menanyakan pada sebuah kelas yang saya ajar,”Mana yang akan memberikan contoh terbaik, mengalahkan seseorang dalam sebuah permainan atau mengajarkan mereka bagaimana untuk memainkan permainan dengan lebih baik?” Banyak murid yang memilih mengalahkan lawan melebihi mengajari mereka, membenarkan pilihan ini dengan mengatakan itu bukanlah ide yang baik untuk mengajar lawan bagaimana meningkatkan kemampuan atau bahwa mengalahkan lawan lebih menyenangkan daripada mencoba mengajar sesuatu kepada mereka. Saya mencoba untuk menunjukkan bahwa “menang/menang” selalu adalah jawaban yang lebih baik untuk masalah apapun,dan bahwa dengan mengajar kita tidak hanya meningkatkan diri kita sendiri namun mungkin juga mendapatkan sahabat dalam proses itu. Meskipun kita tidak terlalu sombong di contoh rumah/peziarahan kita untuk menganggap diri kita sendiri sebuah contoh kepada siapapun, saya pikir siapapun yang melihat pilihan kita mungkin dibuat untuk berpikir lebih berhati-hati mengenai pilihan mereka juga. Sekali kita memberikan contoh, itu tergantung kepada orang lain untuk mengikutinya namun jika kita gagal untuk memberikan contoh itu, kita telah kehilangan sebuah kesempatan untuk membantu orang lain.

Bayak cerita Garabandal adalah mengenai memberikan sebuah contoh baik atau model pada orang lain. Bunda Maria memberikan sebuah contoh bagaimana untuk berdoa, yang para penglihat ikuti. Ini memiliki sebuah pengaruh pada para saksi, yang hidup doanya digugah. Sekali itu menjadi jelas bahwa gadis yang tak berdosa ini adalah penglihat, banyak orang lebih memperhatikan bagaimana mereka bertindak dan memperlakukan orang lain, sehingga memberikan lahan subur untuk peniruan.

Pilihan mana yang akan membantu saya untuk menjalani hidup yang lebih suci?
Kamus menjelaskan “suci” sebagai “menjadi ilahi atau berdasarkan dalam kebaikan.” Jika saya memilih untuk pergi berjudi atau berdansa daripada menghadiri Misa, pilihan saya tidak membantu saya untuk menjadi lebih suci. Terlebih lagi, meskipun kita tidak sadar akan kesucian dalam pilihan rumah/peziarahan, perjalanan tampak jelas akan setidaknya membantu kita untuk lebih menyadari kesucian dalam hidup kita. Di Garabandal, kita melihat bahwa penampakan terkadang dibatalkan karena di sana ada dansa atau pesta yang terlalu dekat dengan penampakan di waktu atau tempat bersamaan. Juga, para warga desa menjadi sangat sadar cara para penglihat bertindak dan bagaimana mereka menunjukkan hormat penuh pada penampakan dan para pengunjung.

Sudahkah saya berkonsultasi dengan Alkitab?
Satu hal membuat jelas di Garabandal bahwa Sabda Tuhan adalah segi penting bagi semua pikiran dan tindakan. Tak pernah Bunda Terberkati merendahkan nilai membaca Alkitab atau berkonsultasi dengan itu. Terlebih lagi, setiap hal yang dikatakan atau dilakukan adalah konsisten dengan ajaran Alkitab. Pada zaman dimana para pemberontak berusaha membengkokkan dan merusak Alkitab untuk menyesuaikan pandangan mereka akan kebenaran, Garabandal berdiri sebagai contoh bahwa kebenaran ditemukan di halaman-halaman itu, yang sekarang diinjak-injak oleh banyak orang. Setiap hari dari Garabandal mengatakan kepada kita bahwa adalah orang bodoh yang mengabaikan, merusak, serta menginjak-injak kebenaran, maka kebenaran harus dikonsultasi dimana saja mungkin.

Sudahkah saya berdoa?
Satu segi utama dari pesan-pesan Garabandal adalah doa. Untuk membuat keputusan tanpa doa adalah seperti membuat keputusan tanpa Tuhan. Tidak hanya Sang Perawan mengjarkan para gadis bagaimana untuk berdoa dengan benar, tetapi beliau seringkali menghubungkan doa sebagai strategi di setiap keadaan. Doa adalah lebih dari mengucapkan terimakasih, pujian, mengingat, atau meminta: itu adalah jembatan rohani dan adikodrati kepada Yang Mahakuasa yang akan membawa kita kepadaNya.

Sudahkah saya mencari bimbingan dari seorang pelindung, seperti seorang imam?
Sebuah segi utama lain dari Garabandal adalah yang berhubungan dengan para imam. Banyak orang akan mengatakan bahwa bimbingan ini ironis atau munafik, tetapi mereka akan jatuh ke dalam perangkap yang dipasang oleh setan. Di sana tidak ada hal yang lebih diinginkan setan daripada menolak para imam sebagai penolong di saat kita membutuhkannya. Ini tidak berarti bahwa kita dengan membabi buta mengikuti anjuran atau pendapat imam dan kemudian menggunakannya sebagai alasan untuk sebuah keputusan yang dibuat dengan buruk.

Apa yang ini berarti bahwa kita mencari, dengan bantuan Tuhan, seorang imam yang baik dan suci, lalu mencari anjurannya di semua hal rohani yang penting. Untuk “melempar keluar para imam dengan skandal” akan menyalahkan pilihan Tuhan akan para imam sebagai wakil khusus dan unik. Di Garabandal, kita melihat bagaimana Sang Perawan meminta para penglihat untuk berdoa untuk para imam supaya mereka dapat melaksanakan fungsi-fungsi mereka dengan cara yang suci dan memberi contoh baik kepada orang lain.

Maka kita melihat bahwa pilihan-pilihan rohani kita yang penting selalu memasukkan anjuran orang-orang religius yang ditemukan setelah pemeriksan berhati-hati akan kesucian mereka. Kita tidak mencari seorang religius yang akan setuju akan apapun yang kita katakan dan kemudian memilih itu demi kenyamanan kita. Kita harus tetap terbuka bagi suara Tuhan dari religius itu, dan kita akan lebih terbuka dengan religius yang suci jika kita terbuka bagi kesucian di dalam kehidupan kita sendiri.

Sudahkah saya menjawab pertanyaan di atas dengan jujur?
Semua cerita peristwa-peristiwa Garabandal menunjukkan bahwa para penglihat selalu jujur dalam perilaku dan kata-kata. Kata-kata seperti “terus terang” dan “polos” seringkali digunakan untuk menggambarkan gadis-gadis ini. Itu juga harus diingat bahwatak pernah Sang Perawan “membalut dengan gula” pesan-pesannya atau meminta para gadis untuk melakukan itu. Di sebuah dunia dimana putaran dan permainan kata seringkali digunakan para pemimpin dan politikus, menjadi jujur dan terbuka tidak selalu dikagumi. Namun akhirnya, itu memberikan kita sedikit kebaikan untuk mengikuti bimbingan untuk membuat keputusan jika kita tidak jujur akan diri kita sendiri dalam prosesnya!

Kesimpulan
Kita tahu bahwa membuat keputusan yang sulit adalah bagian dari kehidupan dan bahwa tidak semua pilihan benar-benar rohani dan berarti bagi jiwa kita, keselamatan kita, dan kesucian kita. Sewaktu itu adalah selalu baik untuk meminta bantuan Tuhan dalam menentukan pilihan, kita harus terlebih lagi mencari bantuan itu saat pilihan-pilihan itu secara langsung mempengaruhi hubungan kita dengan Pencipta kita.

Pada kasus-kasus tersebut, kita dapat mengikuti garis pedoman seperti yang sudah diberikan di atas. Dengan melakukan itu, kita akan melihat bahwa Garabandal memberi kita contoh-contoh nyata dari setiap garis pedoman, maka dapat digunakan untuk membantu kita membuat pilihan yang lebih baik. Semoga Bapa kita Yang Maha Kuasa, PutraNya Penebus kita, dan Perawan Terberkati selalu menjadi Sahabat dalam pilihan-pilihan kita!

Sumber: Garabandal International
Ditulis oleh: Gabriel Garnica
Penterjemah: Ryanth Atmadja
Sumber Tulisan: Majalah Ave Maria – Edisi September-Oktober 2009 (AM-56)

VATIKAN CITY (CNS) — Rosario adalah doa yang penuh kuasa untuk perdamaian, untuk keluarga, serta untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus, demikian kata Paus Yohanes Paulus II dalam surat apostolik yang baru diterbitkannya.

Sementara memuji mereka yang dengan setia berdoa rosario dengan merenungkan peristiwa-peristiwa seperti yang biasa dipakai selama ini, paus juga menganjurkan tambahan lima “peristiwa cahaya” – yaitu masa perutusan Yesus di hadapan orang banyak – untuk lebih menekankan fokus rosario pada Kristus.

Paus Yohanes Paulus II menandai peringatan 24 tahun pelantikannya sebagai paus pada tanggal 16 Oktober dengan menandatangani surat apostolik “Rosarium Virginis Mariae” (“Rosario Santa Perawan Maria”), pada saat mengadakan audiensi umum mingguan.

Bapa Suci memaklumkan Tahun Rosario hingga bulan Oktober mendatang, serta meminta setiap orang untuk berdoa rosario dengan lebih sering, dengan penuh cinta dan dengan pemahaman bahwa doa rosario akan mempersatukan mereka dengan Bunda Maria serta menghantar mereka kepada Yesus.

Kelima peristiwa baru yang dianjurkan Bapa Suci adalah:

  • Yesus Dibaptis di Sungai Yordan
  • Yesus Menyatakan Diri-Nya dalam perjamuan nikah di Kana
  • Yesus Mewartakan Kerajaan Allah serta Menyerukan Pertobatan
  • Yesus Dipermuliakan
  • Yesus Menetapkan Ekaristi

Paus Yohanes Paulus II juga mengungkapkan cintanya yang istimewa akan doa-doa Maria dan menyampaikan saran-saran bagaimana umat beriman dapat berdoa rosario dengan lebih baik.

“Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka,” tulisnya. “Dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.”

Hanya selang dua minggu setelah pengangkatannya sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, ia mengatakan, “Sejujurnya saya mengakui: Rosario adalah doa favorit saya.”

Dan, katanya, “mengenang kembali segala kesulitan yang juga menjadi bagian dari pelaksanaan tugas perutusan saya, saya merasa perlu untuk menyampaikan sekali lagi, sebagai suatu undangan yang hangat kepada siapa saja untuk mengalami secara pribadi bahwa: Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia’, dan menjadikannya selaras dengan `irama’ hidup Tuhan sendiri.”

Bapa Suci meminta bantuan setiap orang untuk menanggapi “krisis rosario” yang ditandai dengan kelalaian mengajarkannya kepada anak-anak serta keragu-raguan -yang didukung oleh beberapa teolog- bahwa rosario itu kuno, takhyul atau pun anti-ekumene.

Terutama setelah “serangan yang mengerikan” tanggal 11 September 2001, paus mengatakan: menggairahkan kembali doa rosario merupakan sumbangan umat Katolik yang amat berharga bagi perwujudan perdamaian dunia.

Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa rosario memberi “rasa damai bagi mereka yang mendoakannya,” membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia “lebih indah, lebih adil, lebih selaras dengan rencana Tuhan.”

“Sekarang ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa doa rosario …. sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga,” tulisnya.

Rosario, kata paus, adalah dan akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga.

Mendaraskan doa rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan bukannya gambar televisi, katanya.

Berbicara tentang praktek doa rosario, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa rosario mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan.

Pertama-tama, katanya, biji-biji rosario janganlah dipandang sebagai “barang jimat,” tetapi sebagai sarana untuk melambangkan “perenungan serta usaha terus-menerus untuk mencapai kesempurnaan Kristiani.”
Biji-biji rosario juga dapat “mengigatkan kita akan begitu banyaknya persahabatan dan ikatan persatuan serta persaudaraan yang mempersatukan kita dengan Kristus.”

Peristiwa-peristiwa rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam hidup-Nya, demikian kata paus. Sebagian orang mungkin akan merasa tertolong dengan gambar atau ikon Kitab Suci dari peristiwa yang sedang direnungkan, atau setidak-tidaknya, dengan menggambarkan peristiwa -peristiwa tersebut dalam pikiran mereka.

Paus Yohanes Paulus II juga menganjurkan agar umat membaca ayat Kitab Suci yang berhubungan dengan peristiwa yang direnungkan, bukan sebagai sarana untuk mengingat kembali informasi yang ada, “tetapi untuk mengijinkan Tuhan berbicara.”

Seringkali terjadi, pada waktu berdoa rosario, kata paus, umat beriman lupa bahwa bagian penting dari suatu doa kontemplasi adalah keheningan; karenanya baik pada waktu mendaraskan doa rosario secara pribadi atau pun bersama-sama dalam suatu kelompok, dianjurkan untuk berhenti sejenak dalam keheningan setelah suatu ayat dibacakan.

Sementara sepuluh Salam Maria dalam suatu peristiwa merupakan “elemen paling penting” dalam rosario, paus meminta umat beriman untuk lebih memperhatikan pendarasan doa Bapa Kami dan Kemuliaan, doa-doa yang menghantar umat kepada Allah Bapa dan kepada Allah Tritunggal.

Bapa Suci menganjurkan bahwa jika rosario didaraskan dalam suatu kelompok, Kemuliaan sebaiknya dinyanyikan “sebagai suatu cara untuk memberikan penekanan yang pantas kepada Tritunggal Mahakudus yang amat penting dalam semua doa Kristiani.”

Paus Yohanes Paulus II juga meminta umat beriman untuk sekali-kali berhenti serta memandang salib yang tergantung pada rosario mereka.

“Hidup dan doa umat beriman berpusat pada Kristus,” tulisnya. Sama seperti Rosario, “segala sesuatu berasal dari Dia, segala sesuatu menghantar kita kepada Dia, segala sesuatu, melalui Dia, dalam persatuan dengan Roh Kudus, menuju kepada Bapa.”

Rosario itu doa yang fleksibel, katanya. Ujud-ujud doa khusus dapat diucapkan pada akhir setiap peristiwa; sebagian dapat dinyanyikan; sebagai penutup, berbagai kelompok yang berbeda dalam usia, budaya serta etnis dapat memilih doa atau lagu-lagu Maria yang sesuai.

Terutama ketika berusaha menghidupkan doa rosario bagi anak-anak, beberapa penyesuaian juga diperkenankan, katanya: “Mengapa tidak mencobanya?”

Oleh: Cindy Wooden
Catholic News Service, 16 Oktober 2002

======

sumber : “Rosary is powerful prayer for peace, pope says in apostolic letter” by Cindy Wooden; Catholic News Service; Copyright (c) 2002 Catholic News Service/U.S. Conference of Catholic Bishops; http://www.catholicnews.com

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: http://www.indocell.net/yesaya atas ijin Catholic News Service”